- Back to Home »
- tips »
- Ingin Jadi Karyawan Google ? Ini kriterianya
Jumat, 02 Mei 2014
JKT - Perusahaan besar seperti Google menjadi idaman bagi para pencari kerja. Tak heran dalam setahun, Google mengaku menerima 2,5 sampai 3,5 juta lamaran kerja.
Jumlah pelamarnya sangat banyak, padahal Google mengaku hanya butuh 4.000 karyawan saja. Dalam wawancara dengan beberapa media, dilansir Business Insider, Jumat 25 April 2014, Senior Vice President of People Operation Google Laszlo Bock membeberkan apa saja yang didalami dari calon karyawan saat wawancara.
Berikut beberapa profil yang diinginkan Google dalam menyaring karyawannya:
Google tak mencari ahli
Jangan minder. Google mengatakan tak butuh orang yang ahli dalam sebuah bidang. Perusahaan internet itu lebih suka mempekerjakan orang yang pintar dan memiliki rasa penasaran. Bock menyebutkan tipikal orang yang mau belajar kuat umumnya dapat bekerja dengan baik, lebih dibutuhkan perusahaan.
Google butuh orang dengan semangat dan inovasi tinggi
Bock mengatakan perusahaan tak pernah berhasrat merekrut orang dengan standar kognitif tinggi. Google lebih senang mempekerjakan orang yang punya rasa ingin tahu, cemerlang. Mereka dianggap mau belajar dan memungkinkan mendatangkan solusi baru yang belum pernah muncul sebelumnya.
Google ingin orang yang tabah
Google mencari-cari calon karyawan yang memiliki ketabahan dalam menghadapi tantangan. Google merujuk pada sebuah hasil penelitian, ketabahan dalam arti mampu bertahan dalam pekerjaan yang sulit, lebih penting dalam menggapai kesuksesan dibanding karyawan yang memiliki kemampuan IQ.
Google ingin kandidat dengan kemampuan analitis
Dalam wawancara, keterampilan praktik ilmu komputer sangat penting. Menurut Bock, kemampuan itu menunjukkan pemahaman calon karyawan dalam menerapkan informasi dan berpikir secara formal, logis dan terstruktur. Ditegaskan jika pernah mendalami pelatihan analitik, maka pelamar sebenarnya telah memiliki poin di hadapan Google.
Google tak butuh IPK Anda!
Jangan berharap nilai di ijazah Anda akan dilirik Google. Google memastikan skor tes dan IPK tidak ada korelasinya dengan kesuksesan di perusahaan. Bahkan Bock menegaskan lingkungan akademik sebenarnya adalah lingkungan buatan. "Kami ingin orang yang suka mencari tahu hal-hal yang mana tak ada jawaban yang jelas," kata dia.
Google ingin tahu pencapaian calon karyawan
Dalam wawancara, calon karyawan akan dibandingkan pencapaian di bidang tertentu dengan calon yang lain. Bock mencontohkan Google akan lebih memilih calon kandidat yang memiliki prestasi publik.
Google ingin peran kepemimpinan karyawan
Standar Google tak peduli dengan profil seseorang yang cepat mencapai posisi penting dalam sebuah hirarki perusahaan. "Kami tak peduli itu," kata Bock.
Google, imbuh Bock, lebih peduli kepada calon karyawan yang bisa memerankan sikap seorang pemimpin dalam sebuah tim. "Ketika dihadapkan dengan masalah dan Anda seorang tim, apakah Anda pada waktu yang tepat, masuk dan memimpin," kata dia.
Menurutnya, dari momentum ini akan terlihat bagaimana sikap kepemimpinan seseorang karyawan, apakah akan mundur dan berhenti atau mengambil sikap lain.
Google ingin karyawan rendah hati
Google berpandangan sikap rendah hati dapat menunjang kesuksesan karyawan di perusahaan. Sebab dengan profil rendah hati, karyawan tak merasa paling pintar, tetap mau belajar. "Tanpa kerendahan hati, Anda tak dapat belajar," ujar Bock.